Senin, 02 November 2015

MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN



Kelompok 2
MAKALAH
Plastisitas (Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal (Habitat) Terhadap Ekologi Tumbuhan)

Disusun Oleh
Isnani Haryati (1301140331)
Nurhidayat Novalis (1301140326)
Rizalul Hadi (1301140329)
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah    : Ekologi Tumbuhan
Dosen Pengampu        : Ayatusa’adah. M.Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
TAHUN 2015



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah Botani Tumbuhan Tinggi ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan para pembaca agar lebih memahami dan mengerti tentang Plastisitas (Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal (Habitat) Terhadap Ekologi Tumbuhan).
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sehingga dapat membantu memajukan serta kemampuan yang lebih baik dalam penyusunan makalah. Atas perhatian kami mengucapkan terima kasih.


                                                           
                       
Penulis


DAFTAR ISI



 




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Palastisitas adalah reaksi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan sering disertai dengan modifikasi berbagai organnya, sehingga toleransi terhadap faktor lingkungan tersebut menjadi luas. Perubahan atau modifikasi ini menunjukan adanya plastisitas dari organ tersebut. Apabila kondisi keadaan semula maka bentuk organ inipun berubah lagi sesuai dengan bentuk normalnya.
Tumbuhan hampir semuanya bersifat menetap, krenanya tidak bisa menghindari tekanan dari lingkungan, kecuali melaksanakan perubahan-perubahan dalam siklus hidupnya. Secara umum tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan serofita, mesofita dan hidrofita. Masing-masing tumbuhan ini memiliki ciri khas yang membedakan antara tipe tumbuhan satu dengan yang lain. Ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing tumbuhan diyakini sebagai adaptasi terhadap lingkungan yang khusus itu. Diantara adaptasi yang memungkinkan tumbuhan dapat hidup di darat adalah kemampuannya untuk mengabsorpsi air dan mineral dari dalam tanah, menyerap cahaya matahari dan mengambil CO2 dari udara untuk fotosintesis serta kemampuannya untuk hidup dalam kondisi yang kering. Akar dan tajuk saling bergantung satu sama lainnya, akar tidak mampu hidup tanpa tajuk, demikian sebaliknya. Respon tersebut akan mengakibatkan adanya sifat-sifat khas baik secara morfologi maupun fisiologi dari suatu tumbuhan. Respon tumbuhan tersebut ditunjukkan dengan adanya plastisitas dan adaptasi. Adanya plastisitas dan adaptasi dari suatu tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor fisik lingkungan baik faktor edafik maupun faktor klimatorik. Faktor edafik meliputi suhu tanah, kelembaban tanah, pH tanah dan warna tanah. Sedangkan faktor klimakterik meliputi suhu udara, kelembaban relatif udara dan intensitas cahaya. Apabila kondisi kembali ke keadaan semula maka bentuk organ inipun berubah lagi sesuai bentuk normalnya.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian plastisitas ?
2.      Bagaiman plastisitas pada tumbuhan ?
3.      Apa saja pengaruh terjadinya plastisitas pada tumbuhan ?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Agar mahasiswa dapat mengetahu dan memahami apa pengertian plastisitas.
2.      Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana plastisitas pada tumbuhan.
3.      Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa saja pengaruh terjadinya plastisitas pada tumbuhan.



BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Plastistas

Plastisitas adalah kemampuan organisme merubah sifatnya dalam merespon perubahan lingkungan. Reaksi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan sering disertai dengan modifikasi berbagai organnya. Perubahan atau modifikasi ini menunjukkan adanya plastisitas dari organ tersebut. Apabila kondisi kembali ke keadaan semula maka bentuk organ inipun berubah sesuai dengan bentuk normalnya.[1]
 Tumbuhan mengikuti jalur diferensiasi dalam menanggapi lingkungan atau fase kehidupan, untuk membentuk berbagai macam struktur. Kemampuan ini disebut plastisitas.

B.     Plastisitas pada Tumbuhan

Contoh plastisitas pada tumbuhan yaitu pada kembang kertas atau Bougainvilleae sp. Yang merupakan tanaman hias yang popular. Kembang kertas merupakan tanaman asli dari Brazil, namun sekarang telah tersebar pada daerah yang banyak terkena matahari seperti Indonesia. Bentuknya dapat berupa semak atau liana. Tanaman ini sering dijadikan tanaman hias karena memiliki bagian yang berwarna-warni. Bagian yang berwarna-warni ini bukanlah bunga tetapi 3 buah braktea yang bergabung seperti bunga. Setiap braktea terdapat 1 bunga. Braktea merupakan daun yang bertugas untuk menarik perhatian serangga penyerbuk. Bunga dari Bougainvillea sp. Ini berwarna putih dan sangat kecil. Sepanjang batang terdapat duri yang berguna untuk pertahanan dan untuk memanjat saat berupa liana.

Screenshot_2015-10-14-18-41-30.png
Berdasarkan hal ini salah satu contoh dari plastisitas adalah ada atau tidaknya braktea dan bunga. Kembang kertas merupakan tanaman tropis yang sangat menyukai cahaya matahari. Kembang kertas akan banyak menumbuhkan braktea dan bunganya ketika tumbuh di daerah yang terkena cahaya matahari langsung. Apabila tanaman ini tumbuh di daerah ternaung dari cahaya matahari, tanaman ini sedikit sekali menumbuhkan bunganya bahkan hingga tidak ada bunga dan braktea yang tumbuh.
Plastisitas yang terjadi pada tanaman Bougainvillea sp. Ini dipengaruhi oleh factor intrinsic dan ekstrinsik. Factor intrinsik yang mempengaruhi adalah hormon dan pigmen antosianin. Hormon yang paling berpengaruh adalah hormon auksin. Hormon ini ada pada ujung batang dan akar, serta pada pembentukan bunga. Braktea yang berwarna-warni ini disebabkan karena adanya pigmen antosianin. Anthocyanin merupakan pigmen pada tumbuhanyang tidak bewarna hijau. Anthocyanin pada braktea Bougainvillea sp. akan banyak diproduksi apabila tanaman ini tumbuh di tempat yang terkena cahaya matahari langsung. Anthocyanin bekerja seperti penghalang agar sinar matahari tidak semuanya terserap oleh daun. Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi adalah tanah, air, cahaya matahari, dan suhu. anah yang sesuai agar Bougainvillea spp. yang agak asam dengan pH 5,5-6,0. untuk air, tanaman ini tidak perlu sering disiram. Tanaman ini sangat menyukai cahaya matahari langsung, sangat cocok untuk ditanam dihalaman pada daerah tropis.[2]


C.    Pengaruh Tejadinya Plastisitas Pada Tumbuhan

Plastisitas terjadi karena adanya pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhinya, dimana dalam hal ini terdapat 2 faktor yang mempengaruhinya, yaitu factor biotic dan abiotik.

1.      Factor Biotik

Faktor biotic adalah factor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam persebaran tumbuhan. Terutama manusia dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dapat melakukan persebaran tumbuhan dengan cepat dan mudah. Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih banyak dipengaruhi oleh factor biotic, terutama manusia. Contohnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan, atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi atau pemupukan.
Selain itu, factor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan. Contohnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, dan tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Tumbuhan itu sendiri juga dapat menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadinya perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya.[3] 

2.      Faktor Abiotik

a.       Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor yang penting dalam distribusi organisme karena efeknya terhadap proses-proses biologis. Sel-sel mungkin pecah jika air yang dikandung membeku (pada suhu di bawah 00C), dan protein-protein kebanyakan organisme terdenaturasi pada suhu di atas 450C, . Selain itu, hanya sedikit organisme yang dapat mempertahankan metabolisme aktif pada suhu yang amat rendah atau amat tinggi.[4]
b.      Air
Di dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan tanaman sebagai transpirasi. Berlebihnya kebutuhan air juga merugikan tumbuhan tersebut, hal ini terjadi karena laju transirasi melebihi laju absorpsi air oleh akar tanaman.[5]
c.       Salinitas
Kadar garam air di lingkungan mempengaruhi keseimbangan air organisme melalui osmosis. Dataran garam atau habitat berkadar garam tinggi lain umumnya hanya dihuni segelintir spesies tumbuhan saja.
d.      Sinar Matahari
Sinar matahari yang diserap oleh organisme-organisme fotosintetik menyediakan energi yang menjadi pendorong kebanyakan ekosistem, dan sinar matahari yang terlalu sedikit dapat membatasi distribusi spesies fotosentik. Di hutan,  banyaknya dedaunan di pohon menjadikan kompetisi memperebutkan sinar sangat ketat.
e.       Bebatuan dan Tanah
PH, komposisi mineral, dan struktur fisik bebatuan dan tanah membatasi distribusi tumbuhan, dan berarti juga distribusi hewan pemakan tumbuhan. Hal-hal tersebut turut berperan menciptakan ketidakseragaman di ekosistem darat. PH tanah dan air dapat membatasi distribusi organisme secara langsung, melalui kondisi asam atau basa ekstrim.
f.       Iklim
Empat faktor abiotik suhu, curah hujan, sinar matahari dan angin adalah komponen-komponen utama iklim (climate), kondisi cuaca dominan yang berlangsung lama di suatu wilayah tertentu. Faktor-faktor iklim, terutama suhu dan ketersediaan air, memiliki pengaruh besar pada distribusi tumbuhan.[6]



BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Plastisitas adalah kemampuan organisme merubah sifatnya dalam merespon perubahan lingkungan. Reaksi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan sering disertai dengan modifikasi berbagai organnya. Perubahan atau modifikasi ini menunjukkan adanya plastisitas dari organ tersebut. Apabila kondisi kembali ke keadaan semula maka bentuk organ inipun berubah sesuai dengan bentuk normalnya.
2.      Plastisitas pada tumbuhan contohnya pada tanaman Bougainville sp. (kembang kertas) ketika dalam habitat (lingkungannya) factor dari cahaya matahari menentukan banyaknya jumlah bunga dan braktea (penarik perhatian serangga) yang tumbuh pada tanaman tersebut.
3.      Terdapat dua factor luar yang mempengaruhi terjadinya plastisitas pada tumbuhan, yaiitu factor biotic dan abiotik.

B.     Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan tentang plastisitas (pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap ekologi tumbuhan.


DAFTAR PUSTAKA

Campbel, dkk. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid ., Jakarta: Erlangga.
Djamal Irwan Zoer’aini. 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta : Bumi Aksara.


[1] http://www.academia.edu , (di akses Rabu, 14 Oktober 2015).
[2] http://www.academia.edu , (di akses Rabu, 14 Oktober 2015).
[4] Campbel, dkk., Biologi Edisi 8 Jilid 3, Jakarta: Erlangga, 2010,  h. 332.
[5] Djamal Irwan Zoer’aini, Prinsip-Prinsip Ekologi, Jakarta : Bumi Aksara, 2010,  h. 160.
[6] Campbel, dkk., Biologi Edisi 8 Jilid 3, Jakarta: Erlangga, 2010,  h. 333.