Kelompok 2
MAKALAH
Plastisitas (Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal
(Habitat) Terhadap Ekologi Tumbuhan)
Disusun Oleh
Isnani Haryati (1301140331)
Nurhidayat Novalis (1301140326)
Rizalul Hadi (1301140329)

Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :
Ekologi Tumbuhan
Dosen Pengampu :
Ayatusa’adah. M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah Botani Tumbuhan
Tinggi ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan para pembaca agar lebih memahami dan mengerti tentang Plastisitas (Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal
(Habitat) Terhadap Ekologi Tumbuhan).
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sehingga dapat membantu memajukan serta kemampuan yang lebih baik
dalam penyusunan makalah. Atas perhatian kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Palastisitas adalah
reaksi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan sering disertai dengan modifikasi
berbagai organnya, sehingga toleransi terhadap faktor lingkungan tersebut menjadi
luas. Perubahan atau modifikasi ini menunjukan adanya plastisitas dari organ
tersebut. Apabila kondisi keadaan semula maka bentuk organ inipun berubah lagi sesuai dengan
bentuk normalnya.
Tumbuhan hampir semuanya
bersifat menetap, krenanya tidak bisa menghindari tekanan dari lingkungan,
kecuali melaksanakan perubahan-perubahan dalam siklus hidupnya. Secara
umum tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan serofita, mesofita dan hidrofita.
Masing-masing tumbuhan ini memiliki ciri khas yang membedakan antara tipe
tumbuhan satu dengan yang lain. Ciri khas yang dimiliki oleh
masing-masing tumbuhan diyakini sebagai adaptasi terhadap lingkungan yang khusus
itu. Diantara adaptasi yang memungkinkan tumbuhan dapat hidup di darat adalah
kemampuannya untuk mengabsorpsi air dan mineral dari dalam tanah, menyerap
cahaya matahari dan mengambil CO2 dari udara untuk fotosintesis serta
kemampuannya untuk hidup dalam kondisi yang kering. Akar dan tajuk saling
bergantung satu sama lainnya, akar tidak mampu hidup tanpa tajuk, demikian
sebaliknya. Respon tersebut akan mengakibatkan adanya sifat-sifat khas baik secara morfologi maupun
fisiologi dari suatu tumbuhan. Respon tumbuhan tersebut ditunjukkan dengan adanya
plastisitas dan adaptasi. Adanya plastisitas dan adaptasi dari suatu
tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor fisik lingkungan baik faktor edafik maupun
faktor klimatorik. Faktor edafik meliputi suhu tanah, kelembaban tanah, pH
tanah dan warna tanah. Sedangkan faktor klimakterik meliputi suhu udara,
kelembaban relatif udara dan intensitas cahaya. Apabila kondisi kembali ke
keadaan semula maka bentuk organ inipun berubah lagi sesuai bentuk normalnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian plastisitas ?
2.
Bagaiman plastisitas pada tumbuhan ?
3.
Apa saja pengaruh terjadinya plastisitas pada tumbuhan ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Agar mahasiswa dapat mengetahu dan memahami apa pengertian plastisitas.
2.
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana plastisitas pada
tumbuhan.
3.
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa saja pengaruh
terjadinya plastisitas pada tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Plastistas
Plastisitas adalah kemampuan organisme merubah sifatnya dalam merespon
perubahan lingkungan. Reaksi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan sering
disertai dengan modifikasi berbagai organnya. Perubahan atau modifikasi ini
menunjukkan adanya plastisitas dari organ tersebut. Apabila kondisi kembali ke
keadaan semula maka bentuk organ inipun berubah sesuai dengan bentuk normalnya.[1]
Tumbuhan mengikuti jalur
diferensiasi dalam menanggapi lingkungan atau fase kehidupan, untuk membentuk
berbagai macam struktur. Kemampuan ini disebut plastisitas.
B. Plastisitas pada Tumbuhan
Contoh plastisitas pada tumbuhan
yaitu pada kembang kertas atau Bougainvilleae sp. Yang merupakan tanaman
hias yang popular. Kembang kertas merupakan tanaman asli dari Brazil, namun
sekarang telah tersebar pada daerah yang banyak terkena matahari seperti
Indonesia. Bentuknya dapat berupa semak atau liana. Tanaman ini sering
dijadikan tanaman hias karena memiliki bagian yang berwarna-warni. Bagian yang
berwarna-warni ini bukanlah bunga tetapi 3 buah braktea yang bergabung seperti
bunga. Setiap braktea terdapat 1 bunga. Braktea merupakan daun yang bertugas
untuk menarik perhatian serangga penyerbuk. Bunga dari Bougainvillea sp. Ini
berwarna putih dan sangat kecil. Sepanjang batang terdapat duri yang berguna untuk
pertahanan dan untuk memanjat saat berupa liana.

Berdasarkan hal ini salah satu
contoh dari plastisitas adalah ada atau tidaknya braktea dan bunga. Kembang
kertas merupakan tanaman tropis yang sangat menyukai cahaya matahari. Kembang kertas
akan banyak menumbuhkan braktea dan bunganya ketika tumbuh di daerah yang
terkena cahaya matahari langsung. Apabila tanaman ini tumbuh di daerah ternaung
dari cahaya matahari, tanaman ini sedikit sekali menumbuhkan bunganya bahkan
hingga tidak ada bunga dan braktea yang tumbuh.
Plastisitas yang terjadi pada
tanaman Bougainvillea sp. Ini dipengaruhi oleh factor intrinsic dan ekstrinsik.
Factor intrinsik yang mempengaruhi adalah hormon dan pigmen antosianin. Hormon
yang paling berpengaruh adalah hormon auksin. Hormon ini ada pada ujung batang
dan akar, serta pada pembentukan bunga. Braktea yang berwarna-warni ini
disebabkan karena adanya pigmen antosianin. Anthocyanin
merupakan pigmen pada tumbuhanyang tidak bewarna hijau. Anthocyanin pada
braktea Bougainvillea sp. akan banyak diproduksi apabila tanaman ini tumbuh di
tempat yang terkena cahaya matahari langsung.
Anthocyanin bekerja seperti penghalang agar sinar matahari tidak semuanya
terserap oleh daun. Faktor
ekstrinsik yang mempengaruhi adalah tanah, air, cahaya matahari, dan suhu. anah
yang sesuai agar Bougainvillea
spp. yang agak asam dengan pH 5,5-6,0. untuk air, tanaman ini tidak perlu
sering disiram. Tanaman ini sangat menyukai cahaya matahari langsung, sangat
cocok untuk ditanam dihalaman pada daerah tropis.[2]
C. Pengaruh Tejadinya Plastisitas Pada Tumbuhan
Plastisitas terjadi karena adanya
pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhinya, dimana dalam hal ini terdapat 2
faktor yang mempengaruhinya, yaitu factor biotic dan abiotik.
1. Factor Biotik
Faktor biotic adalah factor hidup
yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam
ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen,
dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Makhluk hidup seperti manusia,
hewan, dan tumbuhan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam persebaran
tumbuhan. Terutama manusia dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dapat
melakukan persebaran tumbuhan dengan cepat dan mudah. Hutan kota merupakan
jenis hutan yang lebih banyak dipengaruhi oleh factor biotic, terutama manusia.
Contohnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan, atau
perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi atau pemupukan.
Selain itu, factor hewan juga memiliki
peranan terhadap penyebaran tumbuhan. Contohnya serangga dalam proses
penyerbukan, kelelawar, burung, dan tupai membantu dalam penyebaran biji
tumbuhan. Tumbuhan itu sendiri juga dapat menyuburkan tanah. Tanah yang subur
memungkinkan terjadinya perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga
mempengaruhi kehidupan faunanya.[3]
2. Faktor Abiotik
a.
Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor yang penting dalam
distribusi organisme karena efeknya terhadap proses-proses biologis. Sel-sel
mungkin pecah jika air yang dikandung membeku (pada suhu di bawah 00C),
dan protein-protein kebanyakan organisme terdenaturasi pada suhu di atas 450C,
. Selain itu, hanya sedikit organisme yang dapat mempertahankan metabolisme
aktif pada suhu yang amat rendah atau amat tinggi.[4]
b.
Air
Di dalam tanah keberadaan air
sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan
tanaman sebagai transpirasi. Berlebihnya kebutuhan air juga merugikan tumbuhan tersebut, hal ini terjadi karena laju transirasi melebihi laju absorpsi air oleh akar tanaman.[5]
c.
Salinitas
Kadar garam air di lingkungan mempengaruhi keseimbangan
air organisme melalui osmosis. Dataran garam atau habitat berkadar garam tinggi lain umumnya hanya
dihuni segelintir spesies tumbuhan
saja.
d.
Sinar
Matahari
Sinar matahari yang diserap oleh organisme-organisme
fotosintetik menyediakan energi yang menjadi pendorong kebanyakan ekosistem,
dan sinar matahari yang terlalu sedikit dapat membatasi distribusi spesies
fotosentik. Di hutan, banyaknya dedaunan di pohon menjadikan kompetisi
memperebutkan sinar sangat ketat.
e.
Bebatuan dan
Tanah
PH, komposisi mineral, dan struktur fisik bebatuan dan
tanah membatasi distribusi tumbuhan, dan berarti juga distribusi hewan pemakan
tumbuhan. Hal-hal tersebut turut berperan menciptakan ketidakseragaman di
ekosistem darat. PH tanah dan air dapat membatasi distribusi organisme secara
langsung, melalui kondisi asam atau basa ekstrim.
f.
Iklim
Empat faktor abiotik suhu, curah hujan, sinar matahari
dan angin adalah komponen-komponen utama iklim (climate), kondisi cuaca dominan
yang berlangsung lama di suatu wilayah tertentu. Faktor-faktor iklim, terutama
suhu dan ketersediaan air, memiliki pengaruh besar pada distribusi tumbuhan.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Plastisitas adalah kemampuan organisme merubah sifatnya dalam merespon
perubahan lingkungan. Reaksi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan sering
disertai dengan modifikasi berbagai organnya. Perubahan atau modifikasi ini
menunjukkan adanya plastisitas dari organ tersebut. Apabila kondisi kembali ke
keadaan semula maka bentuk organ inipun berubah sesuai dengan bentuk normalnya.
2.
Plastisitas pada tumbuhan contohnya pada tanaman Bougainville sp.
(kembang kertas) ketika dalam habitat (lingkungannya) factor dari cahaya
matahari menentukan banyaknya jumlah bunga dan braktea (penarik perhatian
serangga) yang tumbuh pada tanaman tersebut.
3.
Terdapat dua factor luar yang mempengaruhi terjadinya plastisitas pada
tumbuhan, yaiitu factor biotic dan abiotik.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan
tentang plastisitas (pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap ekologi
tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbel, dkk. 2010. Biologi Edisi
8 Jilid ., Jakarta: Erlangga.
Djamal Irwan Zoer’aini. 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta : Bumi Aksara.
[3]http://elfishchio.blogspot.co.id/2011/08/faktor-biotik-yang-mempengaruhi-tanaman.html
, (di akses Rabu, 14 Oktober
2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar