Selasa, 17 Mei 2016

PERAN STATISTIK



Tugas Individu
MAKALAH
“PERAN STATISTIK”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah: STATISTIK PENDIDIKAN
Dosen: ATIN SUPRIATIN, M.Pd
logo.jpg

Disusun Oleh:
NURHIDAYAT NOVALIS
(1301140326)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
1436 H / 2015

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua, karenanya dapatlah penulis menghimpun dan menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan sesuai dengan jadwal. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga dan sahabat dan orang-orang yang mengikuti jejak langkah beliau samapai hari kiamat.
Pembuatan makalah ini bertujuan antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah STATISTIK PENDIDIKAN. Selain itu juga sebagai bahan untuk menambah wawasan penulis tentang PERAN STATISTIK.
Harapan penulis pada makalah sederhana ini dapat berguna bagi pembaca sebagai bahan tambahan dalam proses belajar mengajar di dalam ruang kuliah dan lainya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan demi perbaikan makalah sederhana ini. Segala sesuatu yang benar itu datangnya dari ALLAH SWT, dan yang salah adalah sifat manusia.

Penulis



DAFTAR ISI







BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Statistik memegang peranan yang penting dalam penelitian, baik dalam penyusunan model, perumusan hipotesa, dalam pengembangan alat dan instrumen pengumpulan data, dalam penyusunan desain penelitian, dalam penentuan sampel dan dalam analisa data. Dalam banyak hal, pengolahan dan analisa data tidak luput dari penerapan teknik dan metode statistik tertentu, yang mana kehadirannya dapat memberikan dasar bertolak dalam menjelaskan hubungan-hubungan yang terjadi. Statistik dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah hubungan kausalitas antara dua atau lebih variabel benar-benar terkait secara benar dalam suatu kausalitas empiris ataukah hubungan tersebut hanya bersifat random atau kebetulan saja.
Statistik telah memberikan teknik-teknik sederhana dalam mengklasifikasikan data serta dalam menyajikan data secara lebih mudah, sehingga data tersebut dapat dimengerti secara lebih mudah. Statistik telah dapat menyajikan suatu ukuran yang dapat mensifatkan populasi ataupun menyatakan variasinya, dan memberikan gambaran yang lebih baik tentang kecenderungan tengah-tengah dari variabel.
Statistik dapat menolong peneliti untuk menyimpulkan apakah suatu perbedaan yang diperoleh benar-benarberbeda secara signifikan. Apakah kesimpulan yang diambil cukup refresentatif untuk memberikan infrensi terhadap populasi tertentu.



B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana pengertian statistic ?
2.      Bagaimana jenis-jenis penelitian ?
3.      Bagaimana jenis-jenis data ?
4.      Bagaimana jenis-jenis skala pengukuran ?

C.    TUJUAN

1.      Menetahui pengertian statistic.
2.      Mengetahui jenis-jenis penelitian.
3.      Mengetahui jenis-jenis data.
4.      Menngetahui jenis-jenis skala pengukuran.



BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN STATISTIK

Secara etimelogi kata “statistik “berasal dari kata status (bahasa Latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris) atau kata staat (Belanda ), dan yang dalam bahasa Indonesianya diterjemakaan menjadi Negara. Dalam kamus bahasa Inggris akan kita jumpai kata statistiks artinya “ilmu statistik “sedangkan kata statistikk di artikan sebagai “ukuran yang diperolehkan atau berasal dari sample, ”yaitu sebagai lawan dari kata “parameter” yang berarti” ukuranyang di peroleh atau berasal dari populasi .”
Ditinjau dari segi termologi, istilah “statistik” maka dalam istilah “statistik terkandung berbagai macam pengertian:
Pertama, istilah “statistik” kadang di beri pengertian sebagai data satistik yaitu kumpulan bahan keterangan yang berupa angka atau bilangan atau dengan istilah lain. Statistik adalah deretan atau kumpulan angka yang menunjukan keterangan cabang kegiatan hidup tertentu.
Kedua, istilah “statistik” juga sering diberi pengertian sebagai kegiatan “perstatistikan” atau kegitan penstatistikan.
Ketiga, dengan istilah “statistik“ kadang-kadang juga di maksudkan atau kandungan pengertian sebagai metode statistik yaitu cara-cara tertentu yang perlu di tempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun taumengantur ,meyajiakan, menganalisia dan memberikan interprestasi terhadap sekumpulan bahan keterngan yang berupa angka sedemikian rupa sehingga kumpulan bahan keterngan yang berupa angak itu “dapat berbicara” atau dapat memberikan pengertian dan makna tertentu.
Keempat, istilah “statistik” dewasa ini dapat diberi pengertian sebagai “ilmu statistik” ilmu statisitk tidak lain adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan mengembangkan secara ilmiah.[1]

B.     JENIS-JENIS PENELITIAN

Penelitian dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan krieria-kriteria tertentu, antara lain:
1.      Jenis Penelitian Berdasarkan Hasil yang Ingin Dicapai
Jenis penelitian berdasarkan hasil yang ingin dicapai dibedakan atas dua kategori, sebagai berikut:
a.       Penelitian Dasar
Penelitian dasar adalah penelitian yang mempunyai alasan intelektual, dalam rangka memperluas ilmu pengetahuan manusia, tidak untuk membuat atau menciptakan sesuatu.
b.      Penelitian Terapan
Penelitian terapan adalah penelitian yang mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui, bertujuan agar dapat melakukan, sesuatu jauh yang lebih baik, lebih efektif, dan eisien.
2.      Jenis Penelitian Menurut Metode
Jenis penelitian berdasarkan metode dibedakan atas delapan kategori, antara lain:
a.       Penelitian Survei
Penelitian survei adalah penelitian dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variable-variabel yang diteliti.
Menurut Kerlinger (1973) karakteristik penelitian  survei, sebagai berikut:
1)      Objek penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi, dan hbungan-hubungan antar variable sosiologi maupun psikologis.[2]
2)      Penelitian survey dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dan pengematan yang tidak mendalam.
3)      Metode survey ini tidak memerlukan kelompok control seperti halnya pada metode eksperimen.
b.      Penelitian Ex Post Facto
Penelitian ex post facto adalah penelitian dengan melakukan penyelidikan secara empiris yang sistematik, di mana peneliti tidak mempunyai control langsung terhadap variable-variabel bebas  (independent variables), karena fenomenanya sukar dimanipulasi.
c.       Penelitian Percobaan
Penelitian percobaan adalah penelitian dengan melakukan sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengkontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimen, dan satu atau lebih kondisi eksperimen.
Menurut Danim (2002) dalam  Fuchan. A (2004), karakteristik penelitian eksperimen adalah sebagai berikut:
1)      Variable-variabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib dan ketat, baik dengan menetapkan control, memanipulasi langsung, maupun random.[3]
2)      Adanya kelompok control sebagai data dasar untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
3)      Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan varian, untuk memaksimalkan variasi variable yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan varian variable pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian.
4)      Validasi internal mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mempengaruhi apakah menipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan atau tidak.
5)      Validari eksternal berkaitan dengan bagaimana tingkat representative penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama.
6)      Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variable perlakuan yang secara sengaja dimanipulasi atau dibiarkan bervariasi.[4]
d.      Penelitian Naturalistik
Jenis penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrument kunci.
e.       Penelitian Policy
Penelitian policy dimulai dengan adanya suatu masalah, dan masalah ini pada umumnya dimiliki oleh para administrator atau pengambilan keputusan pada suau organisasi.[5] Menurut Majechrzak (1984) policy reseach adalah suatu proses penelitian yang dilakukan penganalisis terhadap masalah-masalah social mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
f.       Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah suatu penyelidikan atau penelitian dalam konteks usaha yang berfokus pada peningkatan kualitas organisasi serta kinerjanya. Penelitian tindakan ini dilakukan dengan bertujuan untuk mengembangkan pendekatan dan program baru guna memecahkan masalah yang muncul pada situasi yang actual.
g.      Penelitian Evaluasi
Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan, serta produk dengan standard an program yang telah ditetapkan.
h.      Penelitian Sejarah
Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung dimasa lalu. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadia-kejadian masa lampu secara sistematis dan objektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan.
3.      Jenis Penelitian Menrut Tingkat Eksplanasi
Penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan) adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.[6] Jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi dapat dikelompokan menjadi tiga, yakni:
a.       Penelitian Deskriptif
Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mendiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau penghubungan dengan variabel yang lain.
b.      Penelitian Komparatif
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri, tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda.
c.       Penelitian Asosiatif
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk emngetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini, maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala dalam penelitian.
4.      Penelitian Menurut Jenis Data
Jenis penelitian ini dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
a.       Jenis Kualitatif (data berbentuk kalimat).
b.      Jenis Kuantitatif (data berbentuk angka).
c.       Gabungan (bentuk kalimat dan angka).[7]

C.    JENIS-JENIS DATA

Jenis data secara garis besar dapat dibagi atas dua macam yaitu data dikotomi dan kontinum.
1.      Data Dikotomi
Data dikotomi disebut data deskrit, data kategorik atau data nominal. Data ini merupakan hasil perhitungan, sehingg tidak dijumpai bilangan pecahan. Data dikotomi adalah data yang paling sederhana yang disusun menurut jenisnya atau kategorinya. Bila kita telah memberikan nama kepada suatu berarti kita telah menemukan jenis atau kategorinya menurut pengukuran kita. Dalam data dikotomi setiap data dikelompokan menurut kategorinya dan diberi angka.[8]angka-angka tersebut hanyalah label belaka, bukan menunjukan tingkatan (ranking). Dasar dalam menyusun kategori data tidak boleh tumpang tindih. Kalau kita nelakukan kategori secara almiahnya, maka disebut data dikotomi sebenarnya dan jika dibuat-buat sendiri, maka disebut data dikotomi dibuat-buat.
Contoh dari data dikotomi sebenarnya antara lain adalah: jenis kelamin umpamanya ada tiga yaitu laki-laki diberi angka 1, banci diberi angka 2 dan perempuan diberi angka 3. Angka 3 pada perempuan bukan berarti kekuatan perempuan sama dengan 3 laki-laki. Demikian pula banci sama dengan 2 laki-laki. Tetapi seperti yang disebutkan tadi bahwa angka-angka tersebut hanyalah label belaka. Banyak contoh-contoh dan dikotomi sebenarnya ini seperti macam warna kulit, suku bangsa, bahasa daerah, dan sebagainya.
Data dikotomi dibuat-buat apabila data itu belum mempunyai kategori mutlak atau alamiah seperti diatas tadi, oleh sebab itu data tersebut masih dapat diubah-ubah jika memang dikehendaki. Sebagai contoh: tidak lulus diberi angka 1 dan yang lulus diberi angka 2. Tetapi yang tidak lulus ingin kita ubah menjadi lulus, maka kita dapat saja mengadakan ujian ulangan. Seperti dengan uraian diatas tadi bahwa pemberi angka pada data dikotomi ini hanyalah label belaka. Bukan berarti bahwa yang tidak lulus bodohnya dua kali yang lulus.
2.      Data Kontinum
Data dikotinum terdiri atas tiga macam data yaitu: data ordinal, data interval, dan data rasio. Ketiga macam data-data tersebut diuraikan seperti berikut ini:
a.       Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang sudah diurutkan dari jenjang yang paling rendah samapi jenjang yang lebih tinggi, atau sebaliknya tergantung peringkat selera pengukuran yang subjektif terhadap objek tertentu. Oleh sebab itu, data ordinal disebut juga sebagai data berurutan, data berjenjang, data berpangkat, data tata jenjang, data ranks, dan data petala, dan data bertangga atau data bertingkat.
Pemberian jenjang tersebut pada umunya dapat dilakukan sebagai berikut: mula-mula kita urukandata itu mulai dari yang terendah samapi yang tertinggi. Demikian pula sebaliknya. Kemudian berilah angka 1 untuk yang tertinggi, angka 2 pada yang berada dibawahnya dan seterusnya.[9]
b.      Data Interval
Data interval mempunyai sifat-sifat nominal dari data ordinal. Disamping itu ada sifat tambahan lainnya pada data interval yaitu mempunyai nol mutlak. Akibatnya ia mempunyai skala interval yang sama jaraknya. Pengukuran data interval tidak memberi jumlah yang absolut dari objrk yang diukur. Contohnya adalah sebagai berikut: data Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa dikenal standar-standar penilaian sebagai berikut:
A=4, B=3, C=2 dan D=1.[10]
Jadi data interval dapat ditambah meupun dikurangkan. Walaupun demikian, tidak dapat disimpulkan bahwa kepandaian atau keberhasilan A adalah empat kali keberhasilan B. demikian pula tidak dapat disimpulkan bahwa keberhasilan A adalah B atau tiga kali C.
Data interval bersifat ekskuisif, mempunyai urutan, mempunyai ukuran baru, tetapi tidak mempunyai nilai nol mutlak.
c.       Data Rasio
Data rasio mengandung sifat-sifat interval, selain itu ia sudah mempunyai nilai nol mutlak. Contoh dari data rasio diantaranya adalah: berat badan, tinggi, panjang, atau jarak. Misalnya kita mempunyai data panjang A=10 m, B=20 m, C=30, dan D=40 m.
Maka kita dapat menyimpulkan bahwa panjang D=40 x A atau  2 x B,Panjang B dapat disebut sebagai 2 x A atau ½ x D danseterusnya. Data rasio ini sering dipakai dalam penelitian keilmuan atau enjinering. Karena data rasio, ordinal, dan interval merupakan hasil pengukuran maka pada ketiga data tersebut ditemui adanya bilangan pecahan. Data rasio tersebut ekskuisif, mempunyai urutan, mempunyai ukuran baru, dan mempunyai nol mutlak.[11]

D.    JENIS-JENIS SKALA PENGUKURAN

Statistic bekerja dengan rata-rata, sedangkan angka-angka tersebut berasal dari perhitungan kuntitas atas suatu objek maupun penilaian yang bersifat kuantitatif atas suatu objek. Dengan demikian maka data yang akan dianalisis dengan statistic harus berbentuk angka, langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah melakukan perubahan data agar berbentuk angka.
Angka-angka yang digunakan dalam analisis tatistik pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi 4, yaitu:
1.      Skala Nominal
Skala nominal yaitu angka yang tidak mempunyai arti hitung. Angka yang diterapkan hanya merupakan symbol / tanda dari objek yang akan dianalisis.
Misalnya: seorang peneliti menghadapi data yang berkaitan dengan jenis kelamin. Agar peneliti dapat menggunakan statistic dalam analisisnya, dituntut untuk melakukan perubahan data tersebut menjadi bentuk angka. Jika peneliti menggunakan angka 1 sebagai symbol siswa perempuan dan 2 sebagai symbol siswa laki-laki, maka angka 1 dan angka 2 merupakan initial dari jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Untuk selanjutnya peneliti akan selalu berhadapan dengan angka 1 dan angka 2. Dalam hal ini angka 2 tidak berarti lebih besar dari pada angka 1, karena angka-angka tersebut hanya sebagai symbol atau kode saja. Sepanjang angka-angka yang digunakan oleh peneliti hanya sebagai symbol, maka angka tersebut dimaksudkan sebagai kelompok data yang berskala nominal.
2.      Skala Ordinal
Skala ordinal adalah suatu skala yang sudah mempunyai daya pembela, tetapi perbedaan antara angka yang satu dengan angka yang lainnya tidak konstan (tidak mempunyai interval yang tetap).
Misalnya: hasil ujian akhir suatu SMA menyatakan bahwa: (1) siswa A sebagai juara 1; (2) siswa B sebagai juara 2; (3) siswa C sebagai juara 3; (4) dst.[12]
3.      Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala yang mempunyai rentangan konstan antara tingkat satu dengan yang aslinya, tetapi tidak mempunyai angka 0 mutlak.
Misalnya: nilai siswa mempunyai rentangan 0 samapi dengan 10. Temperature mempunyai rentangan dari 0 sampai dengan 100 celsius.[13]
4.      Skala Ratio
Skala ratio adalah suatu skala yang mempunyai rentangan konstan dan mempunyai angka 0 mutlak.
Misalnya: ukuran berat, panjang / tinggi, umur, dll. Seseorang yang mempunyai berat badan 100 kg adalah 2 kali beratbya dari orang yang mempunyai berat badan 50 kg. jika berat suatu benda adalah 0, maka benda tersebut benar-benar tidak mempunyai berat.
Hal ini menunjukan kepada kita bahwa angka 0 mempunyai arti tersendiri (0 adalah mutlak adanya). Siswa yang mempunyai tinggi badan 160 cm adalah ¾ tinggi badan 120 cm. Jika ada orang yang tinggi badan (walaupun dalam kenyataan tak ada orang yang mempunyai tinggi badan 0).[14]


BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.      Pengertian statistic
2.      Jenis-jenis penelitian
3.      Jenis-jenis data
4.      Jenis-jenis skala pengukuran

B.     SARAN

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi kegunaan statistik yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Irianto Agus, STATISTIK: KONSEP DASAR DAN APLIKASINYA, Jakarta: Kencana, 2006
Siregar Syofian, STATISTIK PARAMETRIK UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014
Usman Husaini, PENGANTAR STATISTIK, Jakarta: BUMI AKSARA, 1995
http://www.emakalah.com/2013/01/statistik-pendidikan.html  diunduh pada tanggal 12-02-2015 pada pukul 17.12 WIB


[2]Siregar Syofian, STATISTIK PARAMETRIK UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014, h. 10
[3]Siregar Syofian, STATISTIK PARAMETRIK UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014, h. 11
[4]Ibid, h. 12
[5]Siregar Syofian, STATISTIK PARAMETRIK UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014, h. 13
[6]Siregar Syofian, STATISTIK PARAMETRIK UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014, h. 14
[7]Ibid, h. 15
[8]Usman Husaini, PENGANTAR STATISTIK, Jakarta: BUMI AKSARA, 1995, h. 15
[9]Usman Husaini, PENGANTAR STATISTIK, Jakarta: BUMI AKSARA, 1995, h. 16
[10]Ibid,h. 17
[11]Usman Husaini, PENGANTAR STATISTIK, Jakarta: BUMI AKSARA, 1995, h. 19
[12]Irianto Agus, STATISTIK: KONSEP DASAR DAN APLIKASINYA, Jakarta: Kencana, 2006, h. 18
[13]Irianto Agus, STATISTIK: KONSEP DASAR DAN APLIKASINYA, Jakarta: Kencana, 2006, h. 19
[14]Ibid, h. 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar