Kamis, 05 Januari 2017

ORGANOGENESIS



COVER

Tugas Kelompok IX
MAKALAH
“ORGANOGENESIS”
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Perkembangan Hewan
Dosen: JUMRODAH, S. Si., M. Pd
Disusun Oleh:
Astri Arum Sari (1301140319)
Nurhidayat Novalis (1301140326)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
2015 / 1436 H

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua, karenanya dapatlah penulis menghimpun dan menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan sesuai dengan jadwal. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga dan sahabat dan orang-orang yang mengikuti jejak langkah beliau samapai hari kiamat.
Pembuatan makalah ini bertujuan antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Hewan. Selain itu juga sebagai bahan untuk menambah wawasan penulis tentang Organogenesis.
Harapan penulis pada makalah sederhana ini dapat berguna bagi pembaca sebagai bahan tambahan dalam proses belajar mengajar di dalam ruang kuliah dan lainya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan demi perbaikan makalah sederhana ini. Segala sesuatu yang benar itu datangnya dari ALLAH SWT, dan yang salah adalah sifat manusia.

Palangka Raya, Maret 2015

Penyusun


DAFTAR ISI







BAB I

PANDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari  tiga lapisan germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing- masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang  akan berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain. Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu penyelesaian secara halus bentuk definitif menjadi ciri suatu individu.
Lapisan-lapisan tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing pada saat dewasa. Misalnya  lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dimaksud dengan organogenesis ?
2.      Bagaimana proses organogenesis ?
3.      Bagaiman tahapan-tahapan dalam ektoderm, endoderm dan mesoderm ?

C.    TUJUAN

1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan organogenesis
2.      Mengetahui proses organogenesis.
3.      Mengatahui tahapan-tahapan dalam ektoderm, endoderm dan mesoderm.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN ORGANOGENESIS

Dalam perkembangan hewan, organogenesis (organo-genesis berasal dari kata Yunani όργανον yaitu dengan mana yang bekerja", dan γένεσις "asal, penciptaan, generasi") adalah proses di mana ektoderm, endoderm, dan mesoderm berkembang menjadi organ-organ internal organisme. Organ-organ internal memulai pembangunan pada manusia dalam 3 sampai minggu ke-8 di dalam rahim. Lapisan dalam organogenesis dibedakan menjadi tiga proses: lipatan, perpecahan, dan kondensasi. Mengembangkan selama tahap awal pada hewan chordata adalah tabung saraf dan notochord. Semua hewan vertebrata memiliki proses pembentukan gastrula dengan cara yang sama. Vertebrata mengembangkan pial neural yang membedakan ke dalam banyak struktur, termasuk beberapa tulang, otot, dan komponen dari sistem saraf perifer.
Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh. Pertumbuhan ini diawali dari pembentukan embrio (bentuk primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa yang spesifik bagi keluarga hewan dalam satu species. Organogenesis mencangkup proses transformasi atau perubahan bentuk  serta proses diferensiasi  prosesyang terjadi secara terus menerus pada sel, jaringan untuk membentuk struktur yang spesifik. Diferensiasi sel terjadi melalui interaksi sel yang diperantarai oleh molekul signalling yang bervariasi.
Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus.
Organogenesis terdiri dari dua periode, yaitu pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir. Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu.[1]

B.     PROSES ORGANOGENESIS

Dalam berlangsungnya proses organogenesis memiliki dua periode atau tahapan yaitu:
1.      Periode Pertumbuhan Antara
Periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian – bagian tubuh embrio sehingga menjadi bentuk yang definitif, yang khas bagi suatu spesies. Seperi pada katak adanya tingkat berudu.
2.      Periode Pertumbuhan Akhir
Periode pertumbuhan akhir adalah periode penyelesaian bentuk definitif menjadi suatu bentuk individu (pertumbuhan jenis kelamin, roman /wajah yang khas bagi suatu individu). Namun pada aves, reptil dan mamalia batas antara periode antara dan akhir tidak jelas.
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula yaitu:
a.       Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
b.      Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c.       Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.[2]

C.    TAHAPAN DALAM EKTODERM, ENDODERM DAN MESODERM

1.      TURUNAN EKTODERM
a.      Pembentukan sistem saraf pusat
Bumbung neural akan berkembang menjadi sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.[3]
[Untitled%255B4%255D.png]
Gambar: pembentukan system saraf pusat
b.      Pembentukan mata
Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan cahaya. Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di dalam orbita. Cahaya kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif terhadap cahaya yaitu retina. Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf. Setelah melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses.[4]
1)      Pembentukan mata embrio manusia terjadi pada usia kehamilan 6 minggu.
 Prosensefalon bakal diensefalon berevaginasi ke arah lateral membentuk vesikula optic.
2)      Vesikula optik menginduksi ektoderm epidermis di hadapannya untuk membentuk penebalan / plakoda lensa.
3)      Plakoda lensa berinvaginasi menjadi vesikula lensa, lalu menginduksi balik vesikula optik → vesikula optik berinvaginasi menjadi cawan optic.
4)      Cawan optik berdiferensiasi menjadi dua lapisan, yaitu sebelah luar: lapisan berpigmen → menjadi retina berpigmen; dan sebelah dalam: lapisan sensoris → menjadi retina sensoris.
5)      Bagian pangkal cawan optik menyempit, disebut tangkai optik dan berhubungan dengan diensefalon. Akson sel-sel ganglionik dari retina sensoris bertemu pada bagian dasar mata sepanjang tangkai optik dan menjadi saraf optic.
6)      Vesikula lensa melepaskan diri dari ektoderm epidermis → menjadi lensa. Lensa akan berdiferensiasi menjadi transparan, berkaitan dengan perubahan struktur sel dan sintesis protein spesifik yang disebut kristalin.
7)      Lensa menginduksi ektoderm epidermis yang menutupinya → menjadi kornea. Kornea akan menjadi jernih, karena pigmen pada sel-selnya menjdi hilang.
8)      Bagian tepi cawan optik yang tidak ikut berubah menjadi retina sensoris akan berkembang menjadi iris.
9)      Lapisan koroid dan sklera dibentuk dari mesenkim yang berakumulasi mengelilingi bola mata.
10)  Ektoderm epidermis di depan kornea akan menjadi kelopak mata. Kematian sel-sel di tengah-tengah bagian tersebut menyebabkan terpisahnya kelopak mata atas dan bawah.
clip_image024[4]
Gambar: pembentukan mata
c.       Pembentukan kulit
Kulit adalah bagian paling luar dari jaringan tubuh kita lapisan terluar tubuh manusia. Kulit membungkus tubuh kita. Pada saat kulit terkelupas, rasa perih menyengat. Hal itu menunjukkan betapa kulit, selain membungkus tubuh, juga memberikan perlindungan bagi jaringan jaringan di bawahnya. Pada tubuh kita, kulit meliputi seluruh jaringan kulit secara umum, termasuk kulit wajah.[5] Proses pembentukan kulit:
1)      Sampai umur 1 bulan, embrio manusia hanya memiliki penutup tubuh berupa selapis sel ektoderm berbentuk kubus.
2)      Sel-sel ektoderm membelah secara mitosis membentuk 2 lapisan, yaitu periderm (sebelah atas) dan ektoderm (sebelah bawah). Periderm hilang sebelum bayi lahir.
3)      Pada akhir bulan ke-2 sel-sel ektoderm berproliferasi membentuk 2-3 lapis sel yang disebut stratum germinativum (stratum basale).
4)      Stratum berikutnya terbentuk di atasnya, yaitu stratum spinosum.
5)      Berikutnya terbentuk stratum granulosum yang terdiri dari 3-5 lapis sel; sel-selnya memiliki granula keratohialin.
6)      Berikutnya terbentuk stratum lusidum (pada kulit tak berambut/ kulit tebal) berupa selapis tipis sel.
7)      Selanjutnya terbentuk stratum korneum yang merupakan lapisan epidermis teratas. Sel-sel mati dari startum korneum secara kontinyu dilepaskan dari permukaan kulit, digantikan oleh sel-sel lusidum. Sel-sel lusidum digantikan oleh sel-sel dari lapisan granulosum, dan seterusnya. Hal ini dapat terjadi karena sel-sel pada stratum germinativum selalu aktif berproliferasi.
8)      Dermis kulit dibentuk oleh sel-sel mesenkim yang berasal dari mesoderm somatik hipomer atau dari dermatom epimer. Sel-sel mesenkim membentuk jaringan ikat, pembuluh darah, serta otot polos penegak rambut (pada kulit berambut). Saraf dan ujung-ujung saraf yang terdapat di dermis merupakan cabang dari saraf-saraf yang memasuki kulit.
clip_image026[4]
Gambar: pembentukan kulit
d.      Pembentukan wajah
Wajah  adalah bagian tubuh yang terpenting untuk identitas. Wajah manusia sama dengan wajah mamalia stadium filotipik. Semula wajah tampak sebagai mulut dan jidat (feon). Pertumbuhan antara mulut dan jidat yang diatur oleh gen (morfogen) menimbulkan perbedaan antara mamalia yang satu dengan yang lain. Terbentuknya lekukan hidung (nasal pit) identitas wajah mulai Nampak. Di antara kedua lekukan timbul peninggian (nasal proses) yang akan jadi batang hidung. Di sebelah lateral terjadi 2 alur (naso optic furrow), antara nasal pit dan calon mata. Di bawah nasal pit, pertemuan calon maksile kanan-kiri belum bertemu sehingga wajah masih banyak alur tampak seperti orang sumbing dan hidung pesek.
Perkembangan selanjutnya epiderm kanan dan kiri pada calon rahang atas bertemu dan melebur, alur yang lain juga menutup, batang hidung meninggi, jarak antara mulut dan jidat menjauh, mata berposisi kearah depan, mandibule terangkat dari bagian leher, akhirnya menjadi wajah tetap manusia. Perkembangan tersebut dimulai dari kehamilan minggu ke 14-19.
e.       Pembentukan hidung
Proses pembentukan hidung dimulai dari pembentukan wajah pada akhir minggu ke-4 yang ditandai dengan adanya tonjol- tonjol wajah yang dibentuk oleh pasangan lengkung faring pertama. Selanjutnya tampak tonjol maksila dan mandibula, kemudian dan di sisi kanan kiri prominensia frontonasalis muncul penebalan dari ektoderm permukaan yaitu placode nasal (olfactorius).
Pada minggu ke-5 plakoda-plakoda hidung mengalami invaginasi membentuk lubang hidung, dalam hal ini plakoda membentuk rigi jaringan yang mengelilingi masing-masing lubang dan membentuk tonjol hidung. Tonjol yang berada ditepi luar lubang adalah tonjol hidung lateral dan yang ada ditepi dalam adalah tonjol hidung medial.
Selama dua minggu selanjutnya tonjolan maxila terus bertambah besar ukurannya, tonjolan ini tumbuh ke arah medial sehingga mendesak tonjol hidung ke arah garis tengah kemudian celah antara tonjol hidung medial dan tonjol hidung maksila hilang dan keduanya bersatu membentuk bibir atas.
Mula-mula tonjol hidung lateral terpisah oleh suatu alur yang dalam (alur nasolakrimal).ektoderm dilantai alur ini membentuk sebuah tali epitel membentuk ductus nasolacrimalis, ujung atasnya melebar membentuk saccus lacrimalis, setelah lepasnya tali tersebut, tonjol maksila dan tonjol lateral menyatu. Hidung yang terbentuk dari tonjol frontal membentuk jembatannya, gabungan tonjol-tonjol hidung medial membentuk lekung cuping dan ujung hidung, dan tonjol hidung lateral membentuk sisinya (alae).
Selama minggu ke-6 lubang hidung makin bertambah dalam,karena tumbuhnya tonjol-tonjol hidung yang ada disekitarnya dan sebagian lagi karena lubang ini menembus kedalam mesenkim bawahnya. Dan pada saat dan pada saat itu diikuti juga dengan perkembangan syaraf olfaktori. Pada minggu ke-7 dan ke-8 organ hidung akan terlihat dengan jelas.[6]
f.       Pembentukan telinga
Telinga terbagi menjadi tiga yaitu: telingan dalam, tengah dan luar. Telinga dalam merupakan perkembangan dari plakoda otika yang mengalami invaginasi ke arah rhombensefalon. Telinga tengah merupakan sisa perkembangan katung faring II. Lubang telinga merupakan sisa perkembangan celah faring II, sedang daun telinga merupakan pertumbuhan lengkung  faring I dan II.
Telinga tengah merupakan rongga derivate dari kantung faring berisi osikulus. Osikulus terdiri dari maleus, inkus, dan stapes. Maleus kontak dengan membrane timpani, meneruskan getaran ke inkus lalu ke stapes. Antara telinga dalam dan tengah terdapat jendela (fenestra). Berhubungan dengan ronnga mulut melalui pipa eustachius.
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pina) berasal dari peninggian lengkung faring I dan II. Lubang telinga merupakan derivate celah faring I. Membran timpani merupakan lapis mesodermal yang tidak tembus sehingga membentuk  membrane sebagai penerima getaran.
2.      TURUNAN ENDODERM
a.      Pembentukan Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan primitif terbagi menjadi 3 bagian, yaitu usus depan (fore gut), usus tengah (mid gut), dan usus belakang (hind gut).
1)      Usus depan: terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron bagian anterior, yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik. Usus depan akan menjadi rongga mulut, faring, esofagus, lambung dan duodenum.
2)      Usus tengah: daerah arkenteron antara usus depan dan usus belakang.  Usus tengah akan menjadi yeyunum, ileum dan kolon.
3)      Usus belakang: terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron bagian posterior, yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik.  Usus belakang akan menjadi rektum dan kloaka atau anus.
Epitel saluran pencernaan terbentuk dari endoderm, kecuali epitel mulut dan anus–dari ektoderm. Jaringan-jaringan / struktur-struktur lain penyususn saluran pencernaan dibentuk oleh mesoderm splanknik.
clip_image028[4]
Gambar: pembentukan saluran pencernaan
1)      Pembentukan Mulut
Mulut terbentuk pada bagian anterior usus depan. Invaginasi ektoderm (= lekuk stomodeum) yang diikuti dengan evaginasi endoderm usus depan menyebabkan terbentuknya keping oral. Keping oral makin lama makin menipis, akhirnya pecah → menjadi lubang mulut.
2)      Pembentukan Anus
Anus terbentuk pada bagian posterior usus belakang. Invaginasi ektoderm (= lekuk proktodeum) yang diikuti dengan evaginasi endoderm usus belakang menyebabkan terbentuknya keping anal. Keping anal makin lama makin menipis, akhirnya pecah → menjadi lubang anus.
b.      Pembentukan Hati
Tunas (divertikulum) hati timbul sebagai evaginasi ke arah ventaral dari endoderm di antara bakal lambung dan duodenum. Tonjolan endoderm tersebut dilapisi oleh mesenkim dan mesoderm splanknik. Tunas hati kemudian bercabang-cabang membentuk hati, percabangan bagian distal membentuk sel-sel parenkim sekretori, bagian proksimal membentuk sel-sel duktus hepatikus.
1)      Sel-sel hati (perenkim hati) dan sel-sel duktus hepatikus terbentuk dari endoderm.
2)      Jaringan-jaringan lain dari hati dibentuk oleh mesenkim dan mesoderm splanknik.
3)      Dari bagian akar tunas hati timbul tonjolan yang lain, yaitu tunas kantung empedu.
clip_image030[4]
Gambar: pembentukan hati
c.       Pembentukan Pancreas
Pankreas tunggal berasal dari dua buah tonjolan endoderm di dekat tunas hati (1 diventral dan 1 di dorsal). Kedua tonjolan tersebut kemudian bercabang-cabang dan berfusi membentuk pankreas tunggal.
1)      Sel-sel pankreas sekretori (asini pankreas) dan sel-sel duktus pankreatik dibentuk dari sel-sell endodermal.
2)      Pulau-pulau Langerhans dibentuk dari sel-sell endodermal. Pada awal perkembangannya, kelompok sel-sel endodermal ini menjadi terpisah dan terperangkap dalam mesoderm di antara asini pankreas. Kelompok-kelompok tersebut termodifikasi menjadi sel-sel pulau Langerhans. Di dalam pankreas manusia dewasa terdapat 200.000 sampai 1.800.000 pulau Langerhans.
clip_image032[4]
Gambar: pembentukan pancreas
d.    
  Pembentukan Trakea dan Paru-paru
Pembentukan trakea dan paru-paru berkaitan dengan saluran pencernaan.
1)      Pada usus depan di perbatasan faring dan esofagus terjadi evaginasi endoderm ke arah ventral membentuk lekuk laringo trakea.
2)      Lekuk laringotrakea memanjang, kemudian memisahkan diri dari usus depan dan akan tumbuh ke arah posterior sebagai trakea yang terletak di sisi ventral esofagus. Endoderm yang berasal dari usus depan membentuk bagian epitel trakea, sedangkan tulang rawan, jaringan ikat dan ototnya berasal dari mesenkim disekitarnya.
3)      Sementara memanjang, kedua ujung trakea menggelembung → menjadi tunas paru-paru.
4)      Mesoderm akan menginduksi tunas paru-paru untuk terus tumbuh dan membentuk percabangan bronkus dan bronkiolus. Di akhir percabangan, epitel akan menipis dan terbentuklah alveolus.
5)      Epitel bronkus sampai dengan alveolus terbentuk dari endoderm, demikian pula dengan kelenjar-kelenjarnya; sedangkan jaringan ikat dan otot pada paru-paru terbentuk dari mesenkim. Pleura yang membungkus paru-paru berasal dari mesoderm splanknik.
clip_image034[4]
Gambar: pembentukan trakea dan paru-paru
e.       Pembentukan Kandung Kemih
Kandung kemih terbentuk dari sinus urogenitalis, yang merupakan hasil pemisahan kloaka menjadi dua bagian: sinus anorektal dan sinus urogenital. Sinus urogenital sendiri terdiri dari tiga bagian: bagian atas membentuk kandung kemih, bagian berikutnya membentuk sinus urogenitalis bagian panggul (pada pria membentuk uretra) dan bagian terakhir membentuk sinus urogenitalis (bagian penis)
f.       Pembentukan Uretra
Uretra terbentuk dari endoderm (bag. epitel) dan mesoderm spanknik (bag. jaringan penyambung dan otot polos). Akhir bulan ke-3, epitel uretra membentuk tonjolan keluar, yang pada laki-laki akan membentuk kelenjar prostat sedang pada perempuan membentuk kelenjar uretra dan parauretra.
g.      Pembentukan Alat Reproduksi
1)      Pembentukan testis
Kromosom Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad primitif menjadi testis. Ciri khas dari pembentukan testis adalah perkembangan bagian medula yang lebih pesat dibandingkan dengan bagian korteks yang menghilang. Bagian medula akan berkembang menjadi tubulus seminiferus, sedangkan di bagian perifernya akan muncul tunika albuginea yang merupakan suatu jaringan ikat fibrosa.
Selain itu terdapat sel Sertoli (berasal dari epitel permukaan kelenjar) dan sel Leydig (berasal dari rigi kelamin) pada korda testis. Tubulus seminiferus akan terhubung ke duktus mesonefros melalui saluran duktus eferens.
Kemudian pada akhir bulan ke-2 akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih turun (mendekati posisi phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini masih belum jelas, namun diperkirakan perkembangan organ-organ abdomen yang begitu pesat akan mendorong turun testis.Pembentukan duktus genitalis.
Duktus genitalis pada pria terbentuk dari duktus mesonefros, sedangkan duktus paramesonefros menghilang. Duktus mesonefros akan berhubungan dengan tubulus seminiferus (testis) melalui duktus eferens, sedangkan bagian duktus mesonefros yang masih melekat di testis namun tidak membentuk hubungan dengan testis disebut epididimis. Bagian selanjutnya dari duktus mesonefros berbentuk panjang dandisebut duktus deferens yang berujung ke vesikulaseminalis. Daerah duktus lain di luar vesikula seminalis disebut duktus ejakulotorius.
2)      Pembentukan duktus genitalis dan vagina
Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembang menjadi duktus adalah duktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan menghilang. Tuba uterina terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros, sedangkan bagian kaudalnya akan bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga terbentuklah korpus uteri dan serviks. Ujung padat duktus paramesonefros ini akan mengalami penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi membentuk lempeng vagina. Pelebaran pada lempeng vagina akan membentuk forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi selaput dara (himen).
3.      TURUNAN MESODERM
a.      Pembentukan Ginjal
Ginjal merupakan turunan dari mesoderm intermedier (mesomer). Pembentukan ginjal embrio vertebrata ditandai dengan adanya penonjolan pada mesoderm intermedier di daerah anterior embrio, yang disebut nefrotom. Selanjutnya perkembangan ginjal berlangsung dari anterior ke posterior, dimulai dengan pembentukan ginjal tipe pronefros, kemudian mesonefros, dan terakhir metanefros. Semua tahapan terjadi pada pembentukan ginjal hewan amniota. Perkembangan ginjal hewan anamniota hanya sampai tahap mesonefros.
Tahap-tahap perkembangan ginjal embrio vertebrata adalah sebagai berikut:
1)      Nefrotom membentuk pronefros, yang terdiri dari nefrostom yang berhubungan dengan coelom, tubulus pronefros, dan duktus pronefros yang berjalan ke arah posterior. Bagian anterior mesoderm intermedier bersegmen, tetapi bagian posteriornya bersatu membentuk jaringan nefrogenik. Pada embrio amniota pronefros sangat vestigial dan segera berdegenerasi.
2)      Pada umur embrio yang lebih tua, jaringan nefrogenik di sebelah posterior pronefros akan membentuk mesonefros yang terdiri dari: tubulus-tubulus mesonefros yang akan bermuara di dalam duktus pronefros bagian posterior yang disebut duktus mesonefros (saluran Wolff), dan kapsula yang akan diisi oleh glomerulus.
Mesonefros merupakan ginjal definitif pada hewan anamniota, sedangkan pada amniota hanya berfungsi sebelum terbentuknya ginjal metanefros.
3)      Pada umur embrio yang lebih lanjut, dari bagian posterior saluran Wollf timbul tunas mesonefros yang akan memanjang menjadi ureter, bagian ujungnya melebar dalam jaringan nefrogenik yang tersisa untuk menginduksi pembentukan metanefros, yang merupakan ginjal definitif pada amniota.  Metanefros merupakan ginjal yang paling sempurna, masing-masing ginjal mengandung ribuan nefron.
clip_image036[4]
Gambar: pembentukan ginjal
b.      Pembentukan Gonad
Gonad merupakan turunan mesoderm intermedier, dibentuk sebagai suatu penebalan pada permukaan ventromedian mesonefros, yang disebut pematang genital. Pematang genital terdiri atas mesenkim di bagian dalam dan epitel di bagian luar yang disebut epitel germinal.
1)      Primordial germ cells (bakal sel kelamin = BSK) yang berasal dari endoderm kantung yolk dibawa mendekati pematang genital,melalui aliran darah (pada aves), atau oleh aliran sel-sel di sekitarnya, kemudian memasuki pematang genital secara aktif dengan gerakan pseudopodia → menempati lapisan epitel pematang genital.
2)      Setelah BSK tertanam di epitel germinal, epitel germinal mencembung ke arah coelom, dan menumbuhkan pita-pita seks primitif ke arah dalam. BSK juga bermigrasi ke pita-pita seks primitif. Mesenkim di sela-sela pita-pita seks primitif diisi oleh pembuluh darah yang mensuplai gonad. Bagian bakal gonad yang tersusun atas epitel germinal disebut bagian korteks, sedangkan bagian yang mengandung pita-pita seks primitif disebut medula. Gonad pada tahap ini disebut gonad indiferen.
3)      Pembentukan testis
a)      Bagian korteks gonad indiferen tereduksi. BSK dari bagian korteks akan bermigrasi ke pita-pita seks primitif di medula.
b)      Pita-pita seks primitif akan membentuk rongga → menjadi tubulus seminiferus; BSK di dalamnya akan menjadi spermatogonium, epitelnya akan menjadi sel Sertoli.
3)      Pembentukan ovarium
a)      Bagian medula gonad indiferen tereduksi; pita-pita seks primitif direduksi, kemudian medula diisi oleh sel-sel mesenkim dan pembuluh darah.
b)      Bagian korteks menebal, BSK di dalamnya menjadi oogonium. Sel-sel epitel korteks membentuk sel-sel folikel. Oogonium memasuki tahap awal oogenesis dan berkembang menjadi oosit. Oosit beserta sel-sel folikel membangun folikel telur.
clip_image038[4]
Gambar: pembentukan gonad
c.       Pembentukan Rangka
Pembentukan sitoskleton berawal dari diferansiasi mesenkim, yaitu terjadi pembentukan substansi antar sel (matrik). Sel mesenkim yang membentuk serabut (fibril) membentuk fibroblast struktur antar sel yang mengandung fibril menjadi jaringan ikat fibrosa. Sel mesenkim yang tidak membentuk serabut berkembang jadi kondrosit dan osteosit. Struktur antar sel yang tidak berserabut akan jadi kartilago hialin.
1)      Pembentukan jaringan ikat
Jaringan ikat embio berupa jaringan yang longga atau seperti lender (mucoid). Perkembangan selanjutnya menjadi seperti jala (reticuler). Sel mesenkim makin jarang dan membentuk serabut, substansi-substansi antara sel makin lebar. Sel mesenkim menjadi fibroblast yang dapat berkembang jadi sel lain yaitu kondrosit, miosit, osteosit.
Jaringan ikat dapat dibedakan tipe fibrosa dan adipose atas dasar beda struktur matrik. Tipe fibrosa dibedakan: retikuler (seperti jaring), fibrosa (serabut kolagen), dan elastic (serabut elastic). Tipe adipose atau jaringan lemak, selnya besar, serabutnya terdesak oleh sel.
2)      Pembentukan tulang rawan
Kartilago sebenarnya termasuk jaringan ikat, tetapi matriknya keras. Kartilago berasal dari mesenkim menjadi kondropblast dan mengeluarkan secret sel atau substansi antara sel: kolagen, kondroitin sulfat, kondromukoprotein atau disebut kondrin. Karena matrik yang besar maka kondrosit terdesak dan berada dalam rongga. (lacunae).
Tonjolan sel mesenkim yang akan membentuk kartilago mengalami reduksi dan akhirnya menghilang atau sebagai prekartilago. Selanjutnya mengalami diferensiasi menjadi kartilago hialin, fibrosa, dan elastic. Satu sama lain berbeda karena struktur matriknya. Kartilago hialin dengan substansi antar sel homogeny, amorpus, terdapat pada sendi tulang panjang. Kartilago fibrosa dengan substansi antar selnya terdapat serabut , terdapat pada antar ruas vertabra. Kartilago elastic dengan substansi antara sel berupa serabut elastic yang bergelombang, terdapat pada daun telinga.
3)      Pembentukan tulang
Tulang terbentuk dari proses klasifikasi, yaitu pengendapan garam kalsium pada matrik. Ada 2 proses yaitu klasifikasi intermembran dan endokondral. Penulangan intramembran terjadi pada ruang sempit (osein) yang dikelilingi oleh serabut kolagen, juga terdapat sel tulang (osteoblast). Endapan kalsium terjadi pada osein, sehingga mengeras sebagai tulang. Osein punya lanjutan sebagai specula juga menjadi keras karena endapan kalsium dan membentuk trabekula. Sel tulang (osteosit) sendiri berada dalam lacuna. Penulangan intra membrane terjadi pada tulang pipih seperti tengkorak. Ada bagian periosteum yang belum menulang sehingga memungkinkan tengkorak dapat tumbuh besar sebelum masa pertumbuhan selesai.
Pembentukan tulang secara endokondral dan perikondral terjadi pada tulang panjang anggota badan. Semula mesenkim mengalami kondensasi akhirnya menjadi kartilago. Selanjutnya kartilago mengalami erosi karena enzim dari sel osteoklas. Kemudian kartilago disubsitusi oleh garam kalsium menjadi tulang. Kalsium dibawa oleh aliran darah yang masuk kartilago.
Proses penulangan dimulai dari bagian tengah tulang rawan. Bagian ujung atau sendi masih ada sel tulang rawan yang memungkinkan untuk pertumbuhan memanjang. Bagian lingkaran luas sebagai perikondrium juga belum menulang. Proses penulangannya disebut perikondrial yang memungkinkan tulang tumbuh membesar.




BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.      Pengertian Organogenesis
Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh. Pertumbuhan ini diawali dari pembentukan embrio (bentuk primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa yang spesifik bagi keluarga hewan dalam satu species. Organogenesis mencangkup proses transformasi atau perubahan bentuk  serta proses diferensiasi  prosesyang terjadi secara terus menerus pada sel, jaringan untuk membentuk struktur yang spesifik. Diferensiasi sel terjadi melalui interaksi sel yang diperantarai oleh molekul signalling yang bervariasi.
2.      Proses Organogenesis
a.       Pertumbuhan antara
Periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian – bagian tubuh embrio sehingga menjadi bentuk yang definitif, yang khas bagi suatu spesies. Seperi pada katak adanya tingkat berudu.
b.      Pertumbuhan akhir
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula yaitu ectoderm, endoderm dan mesoderm.
3.      Tahapan dalam Ektoderm, Endoderm dan Mesoderm
a.       Ectoderm meliputi. Pembentukan system saraf pusat, pembentukan mata, pembentukan kulit, pembentukan wajah, pembentukan hidung dan pembentukan telinga.
b.      Endoderm meliputi, pembentukan saluran pencernaan, pembentukan hati, pembentukan pancreas, pembentukan trakea dan paru-paru, pembentukan kandung kemih, pembentukan uretra, dan pembentukan alat reproduksi.
c.       Mesoderm meliputi, pembentukan ginjal, pembentukan gonad, pembentukan rangka.

B.     SARAN

Pembahasan tentang Organogenesis dalam makalah ini, masih sangatlah jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu jika ada kesalahan dan kekurangannya, penulis memohon untuk di benarkan, karena penulis sangat membutuhkna saran yang membantu penulis demi kemajuan dan keluasan ilmu pengetahuan dan untuk perbaikan penulisan makalah kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA



[3] http://goth-id.blogspot.com/2012/04/organogenesis.html (Rabu, 04 Maret 2015)
[5] file:///D:/KULIT%20%20PENGERTIAN%20KULIT.htm (Rabu, 04 Maret 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar