Rabu, 28 Desember 2016

MAKALAH MORFOLOGI TUMBUHAN



COVER

Tugas kelompok 2
MAKALAH
“BUNGA”
Dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Morfologi Tumbuhan
Dosen Pembimbing : Nurul Septiana,M.Pd.


Disusun oleh :
Putri Zizi Gumilar Ramdani                             NIM    1301140320
Nurhidayat Novalis                                        NIM    1301140326
Isnani Haryati                                                NIM    1301140331
Tuti Nur                                                        NIM    1301140339   

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI
PALANGKA RAYA
TAHUN 2014 M / 1434 H



 

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT., karena atas berkat limpahan rahmat serta hidayahnyalah serta karunianya yang besar, saya dapat menyelesaikan makalah sederhana ini, meskipun sangat jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam tak lupa saya haturkan kepada junjugan kita kekasih Allah yaitu Nabi Besar Muhammad SAW., keluarga sahabat, yang mana telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Dalam pembuatan makalah ini saya sangat berterima kasih kepada Dosen Pembimbing yang mana telah memberikan saya waktu untuk pembuatan makalah ini. Selaku penulis saya sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca mengenai pengetahuan umum terkhusus mengenai “Bunga”.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat dan kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kemajuan makalah ini selanjutnya agar menjadi lebih baik. Terimakasih. Selamat membaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.




                                                                        Palangka Raya, November 2014




DAFTAR ISI









BAB I

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya olehnya telah dihasilkan suatu alat, yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat-alat yang demikian dinamakan alat perkembangbiakan (organum reproductivum), yang dibedakan dalam 2 golongan : yang bersifat vegetative dan yang generative).
Alat perkembangbiakan generative itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga.
Jika kita memperhatikan susunan suatu bunga, mudah diketaui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas ( batang dan daun-daun) yang bentuk, warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat, yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasilalat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat menarik ialah :
1.      Bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya,
2.      Warnanya,
3.      Baunya,
4.      Ada dan tidaknya madu ataupunzat lain.
Demikian karakteristik sifat-sifat tersebut untuk setiap jenis atau segolongan tumbuhan, sehingga sifat-sifat bunga merupakantanda pengenal tumbuhan yang paling utama.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai bunga yaitu pada bagian BAB II.

B.     RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Bagaimana tata letak dan jumlah bunga pada suatu tumbuhan ?
2.      Bagaimana bunga majemuk pada suatu tumbuhan ?
3.      Apa saja bagian-bagian bunga ?
4.      Bagaimana simetri pada bunga ?
5.      Apa pengertian dari penyerbukan dan pembuahan ?

C.     TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitagar mahasiswa mampu
1.      Mengetahui dan memahami tata letak dan jumlah bunga pada suatu tumbuhan.
2.      Mengetahui bunga majemuk pada suatu tumbuhan.
3.      Mengetahui bagian-bagian bunga.
4.      Mengetahui dan memahami simetri pada bunga.
5.      Mengetahui penyerbukan dan pembuahan



BAB II

PEMBAHASAN

A.     Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan

Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), sedangkan lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora).
Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai satu bunga saja, biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
              Selain dari itu pada suatu tumbuhan dapat kita lihat, bahwa bunganya yang besar jumlahnya itu, dapat :
1.      Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi), misalnya pada kembang sepatu, berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang beraneka ragam.
2.      Suatu rangkaian bunga dinamakan pula : bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia), misalnya pada kembang merak.

B.     Bunga Majemuk (Anthotaxis, inflorescentia)

 Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut:
1.      Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu :
a.       ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhachis).
b.      tangkai bunga (pedicellus).
c.       dasar bunga (receptalucum).
2.      Bagian-bagian yang bersifat seperti daun :
a.       daun-daun pelindung (bractea),
b.      daun tangkai (bracteola),
c.       seludang bunga (spatha),
d.      daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum),
e.       kelopak tambahan (epicalyx),
f.        daun-daun kelopak (sepalae),
g.       daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae),
h.       daun-daun tenda bunga (tepalae),
i.         benang-benang sari (stamina),
j.        daun-daun buah (carpella).
Telah dikemukakan, bahwa ibu tangkai bunga pada bunga majemuk dapat mengadakan percabangan dapat pula tidak. Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang dan tidak berdaun seringkali dinamakan sumbu bunga (scapus). Ibu tangkai yang berabang memperlihatkan cara percabangan yang bermacam-macam. Selain dari itu, jumlah cabang, panjangnya dibandingkan dengan ibu tangkai serta susunan cabang-cabang, berpengaruh pula terhadap urut-urutan mekarnya masing-masing bunga pada suatu bunga majemuk. Bertalian dengann sifat-sifat itu bunga majemuk dibedakkan dalam tiga golongan :
1.      Bunga majemuk tak berbatas ( inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau infllorescentia centripetalo), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bungamajemuk inii mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika ibu tangkai tak mendukung suatu bunga, tampaknya bunga majemuk ini seakan-akan tidak bebatas lagi pula jika dilihat dari atas, Nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar mulai dari pinggir menuju kepusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian itu dinamakan : inflorescentia centripetala. Bunga majemuk tak berbatas terdapat misalnya pada : kembang merak ( Caesalpinia pulcherrima Swartz.), mangga (Mangifera indica L.),
2.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau inflorescentia centrifuga , inflorescentia definita), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya selalu dittup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini pula dapat bercabang-cabang, dan cabang-cabang tadii seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pada bunga majemuk yang berbatas bunga mekar dulu ialah bunga yang terdapat disumbu pokok atau ibu tangkainya, jadi tengah ke pinggir (jika dilihat dari atas), oleh sebab itu dinamakan: inflorescentia centrifuga.
Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga majemuk berbatas dibedakan lagi dalam tiga macam :
a.       yang bersifat : ‘monochasial”, jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada kalanya lebih (dua cabang), tetapi tidak pernah berhadapan dan yang satu lebih besar daripada yang lainnya. Cabang yang besar selanjutnya seperti ibu tangkai setiap kali hanya mengeluarkan satu cabang saja. Bunga majemuk semacam ini ditemukan pada berbagai jenis tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), kapas (Cosssypium sp.),
b.      yang bersifat : “dichasial”, jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, terdappat pada tumbuhan dengan bunga berbibir (Labatae), dll.
c.       yang bersifat : “pleiochasial”, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi, misalnya pada bunga oleander (Nerium oleander L.).
3.      Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak berbatas.
Bunga majemuk yang dibedakan dalam ketiga golongan tersebut di atas masing-masing dapat lagi dibedakkan dalam beberapa ragam. Berikut akan diberika suatu ikhtisar berbagai ragam bunga majemuk yang dapat kita jumpai pada tumbuhan.
1.      Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides, inflorescentia centripetala).
      Dalam golongan ini dapat dibedakan lagi yang :
a.       Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga  (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya.
1)      tandan (racemus atau botrys),
2)      bulir (spica),
3)      untai atau bunga lada (amentum),
4)      tongkol (spadix),
5)      bunga payung (umbrella),
6)      bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunganya. Pada pangkal Bungan majemuk demikian ini biasnya terdapat daun-daun pembalut (involucrum). Sealin dari pada itu bunga cawan lazimnya kita dapati dua macam bunga, yaitu :
a)      bunga pita : bunga yang mandul yang terdapat sepanjang tepi cawan, oleh sebab itu pula dinamakan bunga pinggir (flos marginalis), yang seringkali mempunyai mahkota yang berbentuk pita, oleh sebab itu dinamakan pula bunga pita (flos ligulatus).
b)      bunga tabung : yaitu bunga-bunga yang terdapat di atas cawannya sendiri (flos disci), seringkali kecil dan berbentuk tabung, oleh sebab itu dinamakan bunga tabung. Bunga inilah yang mempunyai kedua macam alat kelamin ( benang sari dan putik) dan dapat menghasilkan buah.
7)      bunga bongkol (capitulum),



8)      bunga periuk (hypanthodium). Bunga ini dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :
a)      ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempuunyai bentuk seperti gada, sedang bunga-bunganya terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga tercepai bentuk bulat atau silinder. Daun-daun pembalut tidak ada. Bunga majemuk yang demikian susunannya terdapat misalnya pada keluwih (Artocarpus communis Forst.), nangka (Artocarpus integra Merr.),
b)      ujung ibu tangkai menebal berdaging, membentuk badan yang menyerupai periuk, sehingga bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat di dalam periuk tadi, dan sama sekali tak tanpa darii luar, misalnya pada lo ( Ficus glomerata Roxb.), awar-awar (Ficus septica Burm.), dan marrga lo (Ficus sp.), umumnya.
b.      Ibu tangkai bercabang-cabang dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya.
1)      malai (panicula)
2)      malai rata (corymbus ramosus)
3)      bunga paying majemuk (umbrella combosita):
4)      bunga tongkol majemuk,
5)      bulir majemuk,
2.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa, inflorescentia centrifuga).
a.       anak payung menggarpu (dichasium).
b.      bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus)
c.       bunga sekerup (bostryx),
d.      bunga sabit (drepanium),
e.       bunga kipas (rhipidium),
3.      Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk berbatas dengan tidak berbatas. Bunga johar misalnya, ibu tangkai mengadakan percabangan seperti pada suatu malai, tetapi cabang-cabangnya bersifat seperti malai rata. Bunga soka (ixora padulosa Kurz.), seluruhnya merupakan suatu malai rata, tetapi bagian-bagiannya berupa anak payung menggarpu. Bunga kenari (canarium commune L.), mempunyai susunan seperti malai, tetapi ujungnya berupa sekerup.
4.      Tipe-tipe bunga majemuk
a.       gubahan semu atau karangan semu (verticillaster). Pada bunga ini tampaknya seperti ibu tangkainya berbuku-buku, dan pada buku-bukunya terdappat sejumlah bunga yang tersusun berkarang (melingkari buku-buku tadi), tetapi sesungguhnya pada tempat di ibu tangkai yang sama tinggi ada beberapa  cabang yang masing-masing cabang itu merupakan suatu anak payung, misalnya pada rumujung (Orthosiphon stamineus Benth.) dan tumbuhan suku Labiatae umumnya.
b.      lembing (anthela), jika cabang-cabang ibu tangkai yang sebelah bawah jauh lebih panjang dari pada ibu tangkai dan cabang-cabang yang di atasnya, terdapat pada Juncus dan Luzula.
c.       tukal (glomelurus), suatu bunga majemuk yang biasanya bersifat berbatas (cymosus), terdiri atas kelompokan bunga-bunga kecil tidak bertangkai, yang tersusun rapat pada cabang-cabang bunga majemuknya, misalnya pada rami (Boehmeria niveaa Gaud.),
d.      berkas (fasciculus), juga suatu bunga majemuk yang umumnya bersifat berbatas (cymosus) dengan ibu tangkai yang pendek. bunga lebih besar daripada bunga pada tukal, mempunyai tangkai yang tidak sama panjang, seringkali dengan warna yang menarik, misalnya pada jadam (Rhoe discolor Hance).



C.     Bagian-Bagian Bunga

Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:
1.      Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
2.      Dasar bunga (receptalucum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daunp-daun yang telah mengalami metamorphosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam satu lingkaran.
3.      Hiasan bunga (perianthum), yaitu bagian bunga yang merrupakan penjelmaan daun yang masih tampak lembaran dengan tulang-yulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasany hiasan bunga dapat dibedakan menjadi dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Jadi bagian-bagian hiasaan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran.
a.       kelopak (kalyx),
b.      tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla),
Pada suatu bunga seringkali tidak kita dapati hiasan bunganya. Bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus), misalnya pada patikan (Euphorbia hirta L.), atau hiasan bunga tadi tidak dapt dibedakan dalam kelopak dan mahkotanya, dengan kata lain kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya. Hiasan bunga yang demikian sifatnya dinamakan : tenda bunga (perigonium), yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala), misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba L.), lilia gereja (Lilium longiflorum Thunb.).
4.      Alat-alat kelamin jantan (androecium); bagian ini juga sesungguhnya merupakan metamorphosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Pada bunga beanang-benang sarinya dapatt pula bebas atau berlekatan, ada yang tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dalam dua lingkaran. Bahwasannya bagian ini merupakan penjelmaan daun, masih dapat terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna hybrid Hort.), yang benang sarinya yang mandul berbentukk lembaran-lembaran menyerupai daun-daun mahkota.
5.      Alat-alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya di sebut putik (pistillum), juga putik terdiri atas metamorphosis daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah, tetapi dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah. Kalau ada beberapa daun buah, maka biasanya semuanya akan tersusun sebagai lingkaran bagian-bagian bunga yang terakhir.
Meliaht bagian-bagian yang terdapat pada bunga, maka bunga dapat dibedakan dalam :
1.      bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completus), yang dapat terdiri atas : 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran daun-daun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran dikatakan : bersifat tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya tersusun dalam lima lingkaran : pentasiklik.
2.      bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletus), jika ssalah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu disebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis).



D.    Kelamin Bunga

Berdasarkan alat-alat  kelamin yang terdapat pada masing-massing bunga, orang membedakan :
1.      bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus),
2.      bunga berkelamin tunggal (unisexualis). Berrdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam :
a.       bunga jantan (flos masculus),
b.      bunga betina (flos femineus),
c.       bunga mandul atau tidak berkelamin,
Bertalian dengan kelamin bunga yang terdapat pada suatu tumbuhan, orang membedakan tumbuhan yang :
1.      berumah satu (monoecus), yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (satu batang tumbuhan), misalnya jagung (Zea mays L.), mentimun (Cucumis sativus L.),jarak (Ricinus communis L.).
2.      berumah dua (dioecus), jika bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya, artinya ada individu yang hanya mendukung bunga jantan saja dann ada individu yang hanya mendukung bunga betina saja, misalnya slak (Zalacca edulus Reinw.),
3.      poligam (polygamous), jika pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci bersama-sama. Misalnya pada papaya (Carica papaya L.), biasanya poligami dimaksud untuk menunjukan sifat tumbuhan bertalian dengan sifat bunga tadi yang memperlihatkan suatu kombinasi bukan berumah satu dan juga bukan berumah dua.

E.     Simetri Pada Bunga

Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga bias disebut untuk bagian-bagian tubuh tumbuhan (batang, daun, maupun bunga), jika benda tadi oleh suatu bidang dapat dibagi menjadi dua bagian sedemikian rupa, sehingga kedua bagian itu dapat saling menutupi.
Bunga sebagai satu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut di atas dan bertalian dengan simetri itu dapat dibedakan bunga yang :
1.      asimetri atau tidak simetri, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri dengan jalan apapun juga, misalnya bunga tasbih 9Canna hybrid Hort.),
2.      setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat dibuat satu bidanng simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini biasanya ditunjukan dengan lambang   (anak panah)    .
Bergantung pada letaknya bidang simetri, bunga yang setangkup tunggal dapat dibedakan lagi dalam tiga macam :
a.       setangkup tegak, jika bidang simetrinya berimpit dengan bidang median, misalnya bunga telang (Clitoria ternatea L.).
b.      setangkup mendatar, jika bidang simetrinya tegak lurus pada bidang median, dan tegak lurus pula pada arah vertical, misalnya bunga Corydalis.
c.       setangkup miring, jika bidang simetrinya memotong bidang median dengan sudut yang lebih kecil (lebih besar) 90̊, misalnya bunga kecubung (datura metel L.).
3.      setangkup menurut dua bidang (bilateral simetri atau disimetris), dapat pula dikatakan setangkup ganda, yaitu bunga yang dapat dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu sama lain, misalnya bunga lobak (Raphanus sativus L.), dan bunga tumbuhan lain yang sesuku (Cruciferae).
4.      beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau actinophormus), yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagai bunga itu dalam dua bagiannya yang setangkup, misalnya bunga lilia gereja (Lilium longiflorum Thunb.) Bunga yang beraturan seringkali ditunjukan dengan lambing bintang.

F.      Penyerbukan atau Persarian (Pollinatio) dan Pembuahan (Fertilisatio)

Bunga merupakan organ tumbuhan yang nantinya akan menjadi buah dan di dalam buah nanti akan terjadi biji, dan di dalam bijilah terdapat calon tumbuhan baru yaitu lembaga.
Buah, biji dan lembaga hanya akan terjadi setelah terlebih dahulu pada bunga terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan, yang dinamakan penyerbukan ialah : jatuhnya serbuk sari pada kepala putiik (untuk golongan tumbuhan biji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan biji telanjang), sedang yang dimaksud dengan pembuahan ialah : terjadinya perkawinan (persatuan atau peleburan menjadi satu) sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga di dalam bakal biji dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari.
Penyerbukan tidak selalu diikuti oleh pembuahan. Lazimnya penyerbukan hanya akan diikuti oleh pembuahan bila tumbuhan diserbuki oleh tumbuhan yang sama atau sejenis jika tidak pembuahan tidak akan berlangsung. Hal itu disebabkan karena serbuk sari yang jatuh pada kepala putik bunga tumbuhan yang berbeda tidak dapat tumbuh menjadi buluh serbuk sari atau bila dapat pula tumbuh menjadi buluh serbuk sari, buluh serbuk sari itu biasanya akan mengalami kegagalan dalam pertumbuhannya , sehingga tidak dapat mencapai bakal biji.
Sebaliknya, meskipun tidak terjadi pembuahan ada pula kalanya bakal biji dapat berkembang menjadi biji dengan di dalamnya terdapat pula lembaga, jadi sel telur dengan tidak dibuahi dapat tumbuh menjadi lembaga. Terjadinya lembaga dari sel telur tanpa pembuahan dinamakan partenogenesis.
Pembentukan calon tumbuhan baru (lembaga) yang disertai dengan peristiiwa perkawinan antara sel telur dengan inti sperma disebut amfimiksis, sedang pembentukan lembaga (calon tumbuhan baru) tanpa adanya peristiwa perkawinan terlebih dahulu disebut apomiksis.
Berdasarkan asalnya serbuk sari  yang jatuh di kepala putik itu, penyerbukan dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu :
1.      Penyerbukan sendiri (autogamy), yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu sendiri.
2.      Penyerbukan tetangga (geitonogamy), jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain pada tumbuhan itu juga.
3.      Penyerbukan silang (allogamy,xenogamy), jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik itu berasal dari bunga tumbuhan lain, tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama.
4.      Penyerbukan bastar (hybridogamy), jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat beda.
Menurut vector atau perantara yang menyebabkan dapat berlangsungnya penyerbukan, penyerbukan dapat dibedakan dalam beberapa macam :
1.      Penyerbukan dengan perantara angin (anaemophyly),
2.      Penyerbukan dengan perantara air (hydrophyly),
3.      Penyerbukan dengan perantara binatang (zoidiophyly).



BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

1.      Tata letak dan jumlah bunga pada suatu tumbuhan :
Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), sedangkan lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora).
Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai satu bunga saja, biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
2.      Bunga majemuk pada suatu tumbuhan
Bunga majemuk adalah bunga berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang beraneka ragam. ibu tangkai bunga pada bunga majemuk dapat mengadakan percabangan dapat pula tidak. Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang dan tidak berdaun seringkali dinamakan sumbu bunga (scapus). Ibu tangkai yang berabang memperlihatkan cara percabangan yang bermacam-macam. Selain dari itu, jumlah cabang, panjangnya dibandingkan dengan ibu tangkai serta susunan cabang-cabang, berpengaruh pula terhadap urut-urutan mekarnya masing-masing bunga pada suatu bunga majemuk.
3.      Bagian-bagian pada bunga :
a.       tangkai bunga (pedicellus),
b.      dasar bunga (receptalucum),
c.       hiasan bunga (perianthum). Bagian-bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran.
1)      kelopak (kalyx),
2)      tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla),
d.      alat-alat kelamin jantan (androecium),
e.       alat-alat kelamin betina (gynaecium).
4.      Simetri pada bunga
a.       asimetri atau tidak simetri,
b.      setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus). Bergantung pada letaknya bidang simetri, bunga yang setangkup tunggal dapat dibedakan lagi dalam tiga macam :
1)      setangkup tegak,
2)      setangkup mendatar,
3)      setangkup miring,
c.       setangkup menurut dua bidang (bilateral simetri atau disimetris),
d.      beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau actinophormus).
5.      Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan biji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan biji telanjang).
Pembuahan adalah terjadinya perkawinan (persatuan atau peleburan menjadi satu) sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga di dalam bakal biji dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari.

B.     Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis. kami menyarankan kepada pembaca untuk mencari referensi lain yang mendukung agar pembaca lebih memahami dan mendalami tentang Bunga ini.



DAFTAR PUSTAKA

GEMBONG TJITROSOEPOMO, 2009, MORFOLOGI TUMBUHAN, YOGYAKARTA: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar